March 2014

Urgensi Pengembangan Pariwisata Syariah di Indonesia

wisata syariah

Dewasa ini, pariwisata berbasis syariah telah menjadi sebuah trend baru dalam perkembangan pariwisata di berbagai belahan dunia. Esensi dari pariwisata syariah merujuk pada usaha menyingkirkan segala hal yang dapat membahayakan bagi manusia dan mendekatkan manusia kepada hal yang akan membawa kebermanfaatan bagi dirinya maupun lingkungan. Saat ini, kebutuhan wisatawan terhadap pariwisata syariah tidak lagi sebatas ziarah ke makam maupun wisata religi lainnya. Pariwisata syariah telah merambah ke berbagai sektor jasa, perhotelan, dan restoran dimana sektor-sektor tersebut kini menjadi perhatian penting bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.  Contohnya restoran yang menjual makanan halal (tidak mengandung olahan babi dan anjing) dan bisnis perhotelan yang menerapkan prinsip syariah (tidak menyediakan minuman berakohol; hanya menyediakan makanan yang halal; dan  menyediakan berbagai fasilitas penunjang untuk ibadah, seperti  al-quran serta petunjuk arah kiblat di setiap kamar)....   Selengkapnya

Urgensi Pengembangan Pariwisata Syariah di Indonesia Read More »

Tabungan dalam Perbankan Syariah

perbankan-syariah
Sumber: dhodhoolsweet.blogperbankan syariahdetik.com

Keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam penyimpanan kekayaan, pada masa kini, memerlukan jasa perbankan. Dan salah satu produk perbankan di bidang  penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Namun, kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam (syari’ah). Mengapa demikian? Terdapat beberapa pertimbangan dalam penentuan apakah produk dalam perbankan ataupun transaksi dalam perdagangan bisa dibenarkan dalam syariah Islam atau tidak. Menurut para ulama, dalam kenyataannya, banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktifkannya. Sementara itu, tidak sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama di antara kedua pihak tersebut (dalam hal ini pihak bank dengan pihak nasabah). Pernyataan tersebut semakin diperkuat dengan firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 29 yang menjelaskan tentang larangan untuk mengambil harta sesama dengan cara bathil dan memerintahkan untuk berniaga atas dasar sukarela ARAB       Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”  [287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.   Tabungan ada dua jenis:...   Selengkapnya

Tabungan dalam Perbankan Syariah Read More »

Scroll to Top