PEMIMPIN BARU: HARAPAN BARU UNTUK EKONOMI ISLAM?

office_chair_in_spotlight_10140007NOTULENSI KAJIAN KONTEMPORER

Rabu, 14 Mei 2014

Kajian kontemporer kali ini membahas mengenai harapan baru terwujudnya bangsa Indonesia yang sejahtera. Harapan ini dapat dituangkan dalam bentuk kebijakan mengenai ekonomi islam yang disusun oleh pemerintahan yang baru. Kajian diawali dengan pemaparan materi dari Asisten Peneliti KKDSI (Kelompok Kerja Daya Saing Indonesia), Raushanfikr M dan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Kadep Eksternal SEF UGM 2013, Abdul Hafizh. Ada beberapa topik yang dibahas dalam kajian kali ini, antara lain kebijakan dalam bidang pengelolaan sumber daya energi dan peran yang bisa diambil pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam menerapkan prinsip ekonomi syariah di kehidupan sehari-hari.

Tahun 2014 merupakan tahun demokrasi dimana pemimpin–pemimpin baru dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia. Pemilihan ini akan diakhiri dengan pemilihan presiden pada bulan Juli. Namun, sebelum memilih pemimpin untuk Indonesia, rakyat Indonesia memilih para wakil rakyat  yang akan menjabat sampai lima tahun kedepan dan menyuarakan aspirasi rakyat. Ada sebuah pertanyaan yang muncul yaitu apa harapan yang seharusnya kita gantungkan pada pemimpin masa depan negeri ini dan bagaimana cara memilih pilihan yang tepat.

Menurut UUD 45 pasal 33 ayat 3, seluruh kekayaan alam yang dimiliki oleh negara akan digunakan sebesar–besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pasal ini memberikan pesan bahwa kekayaan alam yang ditemukan di tanah pribadi merupakan hak negara, bukan pemilik tanah. Sampai saat ini Indonesia merupakan negara pengekspor minyak. Pada tahun 2008, konsumsi BBM Indonesia lebih tinggi dibanding produksinya sehingga Indonesia terpaksa mengimpor minyak. Permasalahannya, BBM terlanjur disubsidi sejak pemerintahan Presiden Suharto dan kenaikan harga BBM sulit untuk dilaksanakan dikarenakan sistim politik yang diterapkan di Indonesia. Subsidi ini tentu saja memberatkan APBN karena Indonesia bukan lagi negara pengekspor minyak. Dalam APBN tahun 2014 saja, pemerintah telah menyiapkan 220 triliun hanya untuk subsidi BBM, atau sekitar 75% dari total seluruh subsidi yang diberikan pada masyarakat Indonesia.

Salah satu solusi yang mungkin diterapkan untuk mengatasi dilema BBM ini adalah dengan mencontoh Irsan dengan revolusi ekonominya. Misalnya, skema pengaturan kenaikan harga BBM bisa diatur dengan undang undang sehingga mengurangi protes dan turbulensi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM. Cara lainnya dengan pengurangan ketergantungan terhadap BBM, misalnya dengan menggunakan alternatif bahan bakar lain. Namun, dari semua ini yang terpenting adalah cara menaikkan harga BBM untuk menyelamatkan APBN namun tetap meminimalkan efek yang timbul di masyarakat.

Saat ini kepercayaan rakyat terhadap pemerintah sangat rendah. Terbukti banyak demo yang terjadi dan kritik pedas yang sering dilontarkan masyarakat. Pada zaman Rasulallah, banyak orang kaya yang bersedia untuk mengorbankan hartanya sendiri untuk kepentingan umat secara umum. Permasalahannya di negara kita, walau pertumbuhan ekonominya luar biasa tinggi, namun sebagian besar manfaatnya masih dinikmati oleh kalangan atas yang cenderung individualis terhadap negeri. Disisi lain ekonomi islam memprioritaskan masyarakat menengah kebawah dalam pertumbuhan ekonomi. Inilah role atau peran yang seharusnya diambil oleh ekonomi islam dalam pertumbuhan ekonomi di negeri ini.

Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintahan SBY untuk lebih membumikan ekonomi islam adalah gres (Gerakan Ekonomi Syariah) yang seharusnya diteruskan oleh pemimpin selanjutnya (dari pidato SBY November 2013). Seharusnya gerakan ini diteruskan karena merupakan mandat dari pemerintahan sebelumnya. Walaupun kenyataannya ekonomi sekarang sangat jauh dari ekonomi Islam (keberadaan BI rate yang merupakan riba, uang kertas, dsb), namun semangat untuk meningkatkan eksistensi ekonomi islam harus tetap digalakkan. Intinya, kita harus belajar dari masa ke masa dan  tetap mensosialisasikan ekonomi islam. Meski sistem ekonomi di negara kita tidak sempurna, namun berusaha mencapai kesempurnaan bukan merupakan suatu kesalahan.

photo source: http://www.visualphotos.com/photo/1×9064355/office_chair_in_spotlight_10140007.jpg

Scroll to Top