Perjalanan K-Tok (Ketemu Tokoh)

1517594_599840896788154_3646705139697333630_n

Ketemu Tokoh atau bisa disingkat K-Tok atau Ketok adalah salah satu program kerja dari Departemen Kajian SEF UGM. Ketok merupakan sebuah program kerja  dimana anggota SEF UGM melakukan diskusi informal tentang ekonomi Islam kepada para tokoh pilihan yang ditentukan oleh Departemen Kajian SEF UGM. Pada tahun 2014, SEF UGM telah melaksanakan tiga kali ketemu Tokoh. Ketiga tokoh tersebut adalahDrs. Sugiarto, M.Acc., M.B.A., CMA., Dr. Sony Warsono, MAFIS., Ak. , dan Duddy Roesmana Donna, S.E., M.Si. . Ketiga tokoh tersebut merupakan dosen FEB UGM yang concern terhadap ekonomi Islam. Pak Sugiarto dan Pak Sony adalah Dosen Akuntansi, sementara Pak Duddy adalah Dosen Ilmu Ekonomi.

Ketok edisi pertama dimulaidengan diskusi bersama Pak Sugiarto pada bulan Maret 2014. Selain menjadi dosen, di FEB UGM Pak Sugiarto juga mendapatkan amanah sebagai Person in Charge di Syariah Corner FEB UGM. Syariah Corner  merupakan lembaga penelitian dan pelatihan ekonomi Islam di FEB UGM. Diskusi bersama Pak Sugiarto secara garis besar membahas tentang integrasi SEF dan Syariah Corner. Pak Sugiarto menyampaikan bahwa SEF UGM harus sering melakukan diskusi tentang isu-isu  ekonomi Islam dengan Syariah Corner. Integrasi antara SEF UGM dan Syariah Corner terasa perlu untuk terciptanya pengembangan ekonomi Islam yang lebih komprehensif di lingkungan UGM. SEF UGM yang merupakan kelompok studi mahasiswa tentang ekonomi Islam bisa mendapatkan data-data perkembangan dan penelitian tentang ekonomi Islam melalui Syariah Corner. Pak Sugiarto secara pribadi mempunyai keinginan untuk menciptakan sistem perekonomian mini yang benar-benar pure ekonomi Islam. Beliau berpendapat bahwa model perdagangan menggunakan dinar dan dirham bisa dimulai dengan cara membuka sebuah lembaga semacam koperasi yang menggunakan prinsip dinar dan dirham. Kurs dinar berkisar antara 2 juta rupiah sementara dirham sekitar 70 ribu rupiah. Pak Sugiarto menilai praktek menggunakan dinar dan dirham cukup menarik untuk dipraktekkan. Pak Sugiarto juga menyampaikan bahwa mahasiswa FEB UGM terutama anggota SEF dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Syariah Corner baik itu tentang pelatihan maupun penelitian.

Ketok edisi kedua dilakukan pada bulan April 2014 bersama Pak Sony Warsono. Pak Sony merupakan dosen akuntani FEB UGM yang concern dengan akuntansi syariah dan shariah compliant corporate governance. Pak Sony juga telah menulis buku dengan Judul Al Qur’an dan Akuntansi. Beliau menjelaskan bahwa saat ini terjadi islamization of knowledge yang dilakukan oleh umat Islam.Namun umat Islam yang ingin mengislamkan pengetahuan tidak mengetahui hakikat pengetahuan sehingga banyak hal-hal yang diberi label syariah tanpa dasar yang jelas, contohnya asuransi syariah. Pak Sony berpendapat label syariah juga harus dikritisi contohnya adalah Asuransi syariah yang memberikan layanan asuransi jiwa namun ditambahi label syariah padahal jiwa bukanlahlah sesuatu yang dapat dijual. Jiwa manusia adalah milik Allah SWT. Beliau juga menjelaskan bahwa saat ini adalah era mengilmukan Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sumber kebenaran.

Ketok edisi ketiga dilakukan pada awal November 2014 diisi dengan diskusi bersama Pak Duddy Reosmara Donna. Pak Duddy merupakan salah dosen Ilmu Ekonomi FEB UGM yang concern dengan Ekonomi Syariah serta mengajar mata kuliah Ekonomi Islam di Pascasarjana dan FIB UGM. Beliau menjelaskan bahwa dalam mempelajari ekonomi, seseorang tidak boleh memisahkan aspek moral, poitik, dan psikologi di dalamnya. Dalam Islam, ekonomi merupakan sebuah ilmu untuk meraih falah atau kemenangan dunia dan akhirat. Jika secara ekonomi konvensional hal yang paling penting adalah memaksimalkan utilitas, dalam Islam konsep barokah adalah hal yang harus melengkapi utilitas tersebut. Apabila dilihat dari ajaran Islam, hal yang memprihatinkan dari kondisi ekonomi dunia saat ini adanya dosa yang dilembagakan. Riba merupakan dosa, dan lembaganya tentu saja Lembaga-lembaga keuangan yang berkutat dengan sistem riba.

10394039_599840910121486_736899188861598537_nPak Duddy memaparkan bahwa untuk mencipatakan kehidupan ekonomi yang memiliki faedah dan barokah adalah dengan mengubah perilaku masyarakat untuk berekonomi dengan ajaran Isam. Contohnya adalah jujur dan tidak berebihan dalam konsumsi harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu dalam menyikapi banyaknya lembaga keuangan yang berkutat dengan sistem riba adalah memakai layanan lembaga keuangan tersebut seperlunya saja. Contohnya seperti yang kita tahu bahwa rekening bank dan kartu kredit merupakan jasa yang ditawarkan lembaga keuangan dan tentu saja tidak bisa lepas dari sistem riba. Dalam pemakianannya seorang muslim harus bijak dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak berlebihan dalam memasuki sistem riba tersebut. Misalkan jika memang sudah terlalu banyak mendapatkan bunga, hasil dari bunga tersebut hendaklah digunakan utnuk membangun sebuah ha yang bermanfaat untuk masyarakat luas, jangan di konsumsi pribadi. Pak Duddy menjelaskan bahwa Sistem Ekonomi Islam, kemungkinan besar hanya dapat diterapkan pada aspek-aspek tradisional. Contohnya adalah pada iuran pengajian tanpa bunga dan tabungan koperasi tanpa bunga. Menabung pada dasarnya adalah menunda konsumsi, bukan mengembangbiakkan uang.

SEF UGM menilai bahwa Program Kerja Ketemu Tokoh memberikan manfaat yang besar bagi para anggontanya karena bisa berdiskusi langsung kepada para penggiat ekonomi Islam. Dengan demikian harapannya anggota SEF dapat menlakukan transfer ilmu dari hasil diskusi yang didapatkan kepada mahasiswa FEB UGM lainnya maupun masyarakat luas.

(Salim Fauzanul Insani-Dept. Kajian 2013)

Scroll to Top