Bunga itu (bukan) Kompensasi dari Inflasi?

acting-man.com

 

Manusia selalu tidak ingin rugi. Dalam situasi dan kondisi apa saja, kita selalu mencari cara agar bisa terhindar dari kerugian. Mulai dari yang berbisnis atau berusaha, pastinya selalu mencari untung, tidak ada yang ingin mencari rugi. Begitu juga yang tidak bekerja, mereka pun juga tidak ingin merugi, mereka ingin mendapat untung meskipun tidak bekerja.

Dalam kehidupan di perekonomian kita, hampir tiap tahunnya bertemu dengan inflasi. Inflasi ini cenderung merugikan karena membuat harga-harga pada umunya naik. Manusia—seperti yang telah disebutkan sebelumnya—selalu tidak ingin rugi. Oleh karena itu, mereka mencari cara bagaimana agar tidak rugi, mencari kompensasi atas inflasi ini.

Bunga adalah suatu alat yang oleh mereka dijadikan kompensasi atas inflasi ini. Nilai uang turun seiring berjalannya waktu. Agar tidak merugi, maka harus mengambil tambahan—yaitu bunga— jika mereka meminjamkan sejumlah uang kepada suatu pihak pada kurun waktu tertentu.

Alasan tersebut nampaknya cukup logis sebagai pembenaran melakukan tindakan menarik tambahan atas piutang. Ketika meminjamkan uang kepada suatu pihak, setelah beberapa waktu tertentu nilai uang tersebut turun, jika peminjam mengembalikan dalam jumlah yang sama, maka merugilah yang meminjami. Tambahan sejumlah uang dalam mengembalikan dipersyaratkan kepada pihak peminjam jika ingin meminjam.

Jika kita telaah lebih lanjut, ada keanehan dalam praktik dari tindakan tersebut di atas. Apakah benar pemberi pinjaman mensyaratkan tambahan—hanya— sebagai kompensasi? Praktik utang piutang uang biasanya kita temui di bank. Meskipun begitu, bank tidak menggunakan istilah “utang”, tetapi yang digunakan adalah “menabung”. Mungkin penggunaan istilah ini memiliki pengaruh psikologis terhadap nasabah.

Tingkat bunga yang ada di perbankan sudah ditentukan terlebih dahulu daripada perhitungan inflasi. Hal ini membuat jumlah bunga yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah/tingkat inflasi yang terjadi. Bahkan bisa kita temui pada suatu bulan yang di bulan itu terjadi deflasi, akan tetapi tetap ada bunga yang dikenakan pada piutang yang dilakukan. Apakah ini kompensasi?

Bunga yang dikenakan pada piutang selalu dikaitkan dengan inflasi. Akan tetapi, bukankah kita mengenal real interest rate (tingkat bunga riil)?

Real interest rate is the lending interest rate adjusted for inflation as measured by the GDP deflator.
-World Bank

Real interest rate adalah tingkat suku bunga nominal yang sudah dihilangkan dari pengaruh inflasi. Jika tingkat suku bunga nominal adalah 8 persen dan inflasi adalah 3 persen, maka real interest rate-nya adalah 5 persen. Dari definisi real interest rate ini pun kita berpikir apakah ini masih sesuai dengan alasan adanya bunga karena inflasi, padahal efek inflasinya sudah dihilangkan tetapi masih ada lebihnya.

Real interest rate indonesia
Sumber: World Bank, diolah SEF UGM
Real interest rate Amerika Serikat
Sumber: World Bank, diolah SEF UGM

Dari penjabaran di atas maka kita dapat melihat apakah bunga itu sebenarnya dikenakan untuk memberi kompensasi terhadap adanya inflasi atau memang mencari keuntungan dari utang piutang yang ada.

Pernahkah kita berpikir mengapa setiap uang kita harus dikompensasi? Misalkan Anda punya uang sejumlah 1 juta rupiah dalam dompet Anda hari ini. Kebetulan Anda hanya menggunakannya sejumlah 800 ribu rupiah bulan ini dan masih ada 200 ribu rupiah dalam dompet. Anda tetap menyimpan uang itu dalam dompet Anda dan Anda menambah 800 ribu ke dalam dompet Anda untuk digunakan bulan selanjutnya dan berjalan seperti itu seterusnya. Uang 200 ribu rupiah anda tetap utuh hingga akhir tahun di dalam dompet Anda karena yang digunakan adalah uang yang lain (yakni yang 800 ribu). Tentunya uang Anda terkena inflasi, bukan? Akan tetapi apakah uang Anda yang 200 ribu itu harus dikompensasi atas inflasi, harus berubah menjadi 220 ribu—misalnya—?

Atas hak apa Anda harus mendapat tambahan sejumlah 20 ribu itu? Siapa yang berkewajiban membayar tambahan 20 ribu itu? Apakah Anda akan meminta kompensasi kepada dompet Anda yang telah menyimpan uang tersebut selama 1 tahun?

Kompensasi atau …?

Sejatinya jika Anda berhati baik, meskipun–jika memang—bunga adalah kompensasi dari inflasi, tentunya Anda akan meninggalkan bunga itu karena sesungguhnya bunga itu merugikan orang lain (atau diri sendiri jika kita yang diharuskan membayar bunga). Maka, apalagi jika bunga itu bukan kompensasi dari inflasi, seharusnya Anda lebih berkeinginan lagi meninggalkannya.

 

Lalan Dwi Kurniawan
Media dan Informasi

Shariah Economics Forum
Universitas Gadjah Mada

 

SHARE KNOWLEDGE, SHARE OUR ARTICLE

Scroll to Top