Pada tanggal 12 Januari 2016, SEF UGM melaksanakan program University Visit ke Singapore Management University (SMU) dan Nanyang Technological University (NTU). Kedua Universitas tersebut termasuk Perguruan Tinggi favorit di Singapura. Tujuan SEF UGM dalam melaksanakan University Visit (Univis) di tahun 2016 ini adalah untuk mengembangkan jaringan SEF UGM kepada kampus-kampus di Singapura.
Di SMU, SEF UGM melakukan kunjungan dan diskusi bersama OIKOS SMU, oragnisasi berbentuk himpunan mahasiswa dari School of Economics SMU. Sementara itu di NTU, SEF UGM disambut oleh NTU Muslim Society, Organisasi Lembaga Dakwah Kampus di NTU. Jika dibandingkan dengan Univis 2015, tahun ini destinasi yang dikunjungi memang terlihat sangat beda, tidak ada yang memiliki konsen tentang ekonomi Islam. OIKOS konsen di ekonomi konvensional sementara NTU MS konsen di dakwah Islam secara umum. Selain membangun jaringan, mengenalkan ekonomi Islam adalah salah satu misi yang dibawa oleh SEF UGM pada Univis 2016 kali ini.
Terdapat 7 orang delegasi SEF UGM di University Visit 2016. Ketujuh orang ini melakukan interaksi dan diskusi secara langsung bersama mahasiswa SMU dan NTU. Mereka terdiri dari Amelia Tri Puspitasari (Staf Departemen Risbang SEF UGM 2015), Annisa Dyara Dectarani (Wakil Kepala Departemen Eksternal Bidang Internasional SEF UGM 2015), Devi Ayu Mustikowati (Staf Departemen PU Syiar JMME 2015), R Muhammad Fajri (Wakil Kepala Departemen Eksternal Bidang Alumni SEF UGM 2015), Salim Fauzanul Ihsani (Ketua SEF UGM 2015), Shafira Rahma Zahidah (Staf Departemen Eksternal SEF UGM 2015), dan Yunita Laras (Staf Biro Media dan Informasi SEF UGM 2015).
OIKOS SMU
Dari penginapan, Delegasi Univis menggunakan Mass Rapid Transit (MRT) untuk dapat sampai di SMU. Kampus SMU sudah terintegrasi langsung dengan MRT. Stasiun MRT bernama Bras Basah tepat berada di bawah kampus SMU. Dari stasiun bawah tanah tersebut para delegasi memutuskan untuk mencari sarapan dulu di Food Zone SMU. Kemudian para Pengurus OIKOS SMU menjemput para delegasi SEF UGM untuk diantar langsung ke ruang seminar yang berada di Gedung School of Economics sekitar pukul 09.30 waktu setempat.
Di dalam ruang seminar, OIKOS SMU dan SEF UGM langsung melakukan diskusi antar organisasi. Perkenalan pertama dilakukan oleh pihak tuan rumah, OIKOS SMU. Yap Kay Hian, Chairman of OIKOS SMU menjadi perwakilan dari pihak OIKOS untuk memaparkan berbagai hal tentang organisasinya. Kay membuka presentasinya dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Lalu Kay memperkenalkan secara singkat sejarah Singapura. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang sejarah SMU. Lalu dilanjutkan penjelasan dan sejarah School of Economics SMU. Dan pada sesi terakhir perkenalan tentang OIKOS. Sebuah teknik perkenalan untuk penyambutan tamu yang bisa ditiru oleh SEF UGM nantinya. Jika tamunya dari negeri yang berbeda mulailah memperkenalkan negeri sendiri. Jika hanya dari universitas yang berbeda mulailah dengan memperkenalkan universitas tuan rumah. Apabila hanya berasal dari fakultas yang berbeda mulailah dengan memperkenalkan fakultas dimana organisasi tersebut bernaung. Dan masuklah pada pembahasan inti tentang perkenalan organisasi.
Kay menyampaikan bahwa Singapura yang merdeka di tahun 1965 merupakan negara yang sangat beruntung karena memiliki lokasi strategis. Negara yang tidak bisa melepaskan sejarahnya dari Lee Kuan Yu ini memiliki ukuran sangat kecil namun bisa hidup karena keberuntungan lokasinya yang dipandang sangat strategis untuk mengembangkan sektor perdagangan dan pariwisata. Kemudian Kay memaparkan tentang kampusnya yang baru berdiri pada tahun 2000. SMU merupakan kampus yang diurus bersama oleh negara dan swasta. SMU sendiri terkenal sebagai kampus yang elit dengan biaya kuliah yang relatif mahal jika dibandingkan dengan beberapa kampus lain di Singapore. Kampus ini tergolong kecil karena hanya terdiri dari 6 fakultas yaitu School of Business, School of Economics, School of Accountancy, School of Law, School of Social Science, dan School of Information System. Lulusan dari kampus ini diarahkan untuk menjadi profesional di dunia bisnis. Selanjutnya Kay menceritakan bahwa School of Economics sudah mulai ada di SMU sejak tahun 2002 di SMU. Uniknya di SMU ternyata ada semacam KKN atau yang biasa mereka sebut Community Service. Jika di UGM kegiatan KKN dilaksanakan selama dua bulan, di SMU kegiatan Community Service hanya dilaksanakan dalam 80 jam. Walaupun durasi waktunya sangat singkat, pengabdian kegiatan Community Service sudah mencapai skala International. OIKOS sendiri dideskripsikan oleh Kay sebagai organisasi yang mempunyai tugas sebagai Welfare Drive bagi mahasiswa di School of Economics SMU. Kalau di UGM, tugas Welfare Drive merupakan tugas yang dimainkan oleh himpunan mahasiswa. Jadi dapat kita katakan bahwa OIKOS adalah Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi SMU. Berbagai kegiatan layaknya himpunan mahasiswa di kampus Indonesia juga dilaksanakan OIKOS seperti camping bagi pengurus, penyambutan mahasiswa baru, dan berbagai agenda keakraban lainnya. Selain itu OIKOS juga sudah biasa menerima kunjungan organisasi mahasiswa lainnya.
Sesi selanjutnya adalah pemaparan dari sesi SEF UGM yang diwakili oleh Salim Fauzanul Ihsani. Tanpa mempersiapkan slide presentasi, Salim mencoba mengenalkan tentang Universitas Gadjah Mada secara singkat yang mana universitas ini sudah berdiri sejak 1949 dan saat ini memiliki 18 fakultas, jumlah fakutas terbanyak untuk kampus di Indonesia. Selanjutnya Mahasiswa Ilmu Ekonomi UGM ini menanyakan apakah dari Pengurus OIKOS sudah ada yang tahu apa itu ekonomi Islam atau ekonomi syariah? Cukup mengejutkan karena seluruh pengurus OIKOS yang hadir di ruangan tersebut tidak pernah mendengar atau mengetahui apa itu islamic economics. Salim mencoba menjelaskan secara singkat tentang ekonomi Islam dengan membahasakannya sebagai sebuah pemikiran alternatif ilmu ekonomi yang berdasarkan ajaran Islam dan bisa diterapkan di dunia ini. Kemudian Salim juga menjelaskan bahwa ekonomi Islam tidak hanya dipelajari oleh umat muslim saja. Ekonomi Islam sebagai ilmu bisa dipelajari siapa saja bagi yang ingin mempelajarinya. Salah seorang Pengurus OIKOS menimpali penjelasan Salim bahwa ekonomi Islam merupakan hal yang baru mereka dengar. Hal ini merupakan salah satu kebermanfaatan SEF UGM datang ke OIKOS SMU yaitu memperkenalkan ekonomi Islam. Kay menimpali bahwa dia pernah mendegar ada sebuah komunitas di SMU yang bergerak pada penelitian keuangan dan bisnis Islam, tapi jumlah membernya sangat sedikit bahkan hampir tidak terdengar di SMU. Setelah mengenalkan secara singkat tentang ekonomi Islam, Salim kemudian memaparkan kegiatan SEF UGM melalui sebuah video. Salim menambahkan bahwa orang-orang yang terlibat di kepanitiaan sebuah acara SEF UGM tidak hanya dari kalangan muslim saja, namun banyak juga mahasiswa FEB UGM non muslim yang tertarik mengikuti kegiatan SEF UGM baik sebagai panitia maupun peserta.
Selepas sesi di ruang seminar, tim delegasi dipandu oleh Elizabelle, Pengurus OIKOS yang juga tergabung dalam Klub Ambassador SMU untuk berkeliling SMU dengan berjalan kaki. Kampus SMU tidak begitu luas tapi sangat tertata rapi sehingga tidak terlihat suasana berdesak-desakan. Belle agak kaget ketika delegasi SEF menceritakan bahwa mahasiswa UGM juga bisa berkeliling kampus bulaksumur tersebut. Belle mungkin berasumsi bagaimana caranya mengelilingi kampus dengan fakultas sebanyak 18 dengan cara berjalan kaki. Lalu Salim menyampaikan bahwa caranya sangat mudah, gunakan saja sepeda motor, kegiatan keliling UGM akan dapat dilakukan dengan efisien. Melalui kegiatan SMU ini, dapat dilihat bagaimana fasilitas kemahasiswaan seperti 6 fakultas di SMU, food zone, hall of fame, ruang olahraga dan fitness center, SMU i, serta SMU Store. Hall of Fame yang dibangun oleh kampus SMU sangatlah unik. Dinding di sepanjang lorong yang menjadi jalan utama mahasiswa SMU dihiasi oleh prestasi-prestasi akademiki maupun non akademik yang diperoleh jajaran dosen, karyawan, dan mahasiswa SMU. Selanjutnya ada pula bangunan bernama SMU Labs sebagai tempat para mahasiswa SMU untuk menumbuhkan ide-ide mereka. Desainnya semacam ruang belajar dan ruang meeting yang bisa dipinjam secara pribadi maupun kelompok. Fasilitasnya sangat lengkap dan canggih. Bahkan tempat ini buka 24 jam dan terdapat ruang untuk tidur di lantai paling atas. Suasana nyaman dan fasilitas yang lengkap menjadi sebuah ruang yang tepat untuk menumbuhkan ide kreatif mahasiswa.
Kunjungan mereka di SMU diakhiri dengan foto bersama di depan Gedung Utama Singapore Management University sekitar pukul 12.30. Sebelum berpisah mereka juga diantar oleh Kay ke Plaza Singapura untuk mencari tempat makan siang yang baik bagi orang Indonesia. Tak lain tempat makan yang dimaksud oleh Kay adalah tempat makan Khas Indonesia yang terjamin halal. Tempat makan tersebut berada di Food Zone Plaza Singapura. Deskripsi unik dari Kay tentang Singapura adalah negara yang penuh dengan mall dan tempat makan.
Simak cerita lanjutannya di University Visit 2016: Introducing Islamic Economics to NTU Moeslim Society (PART II)
(Salim Fauzanul Ihsani, Ketua SEF UGM 2015)