Media dan Hiburan Halal: Potensi yang Belum Dimaksimalkan

Oleh: Agung Setia Adi

Media dan hiburan merupakan suatu objek yang tidak bisa dilepaskan dari aktivitas setiap manusia dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Media menjadi sumber bagi manusia untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Sedangkan, hiburan menjadi sumber bagi manusia untuk menghilangkan penat setelah melakukan berbagai macam aktivitas selama satu hari atau mungkin satu minggu. Perkembangan teknologi saat ini semakin memudahkan manusia dalam mendapatkan kedua objek tersebut. Hanya melalui kotak kecil berukuran kurang lebih 5 inchi (dibaca: smartphone), setiap orang dapat mengakses media dan hiburan dengan mudah. Kompas, Instagram, Youtube, dan Netflix merupakan contoh platform yang tersedia di dalamnya.

Meningkatnya penggunaan platform mobile memicu konsumen di seluruh dunia untuk meningkatkan konsumsi mereka terhadap media dan hiburan. Berdasarkan data yang dilansir oleh PricewaterhouseCoopers (PwC), pendapatan industri media dan hiburan secara global pada tahun 2018 mencapai US$ 2,2 Triliun. Angka ini relatif lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 2014, yaitu sebesar US$ 1,7 Triliun. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 29% hanya dalam jangka waktu 5 tahun. Bahkan, diproyeksikan pada tahun 2023 pendapatan industri media dan hiburan menembus angka US$ 2,6 Triliun. Maka, dapat disimpulkan bahwa saat ini industri media dan hiburan menjadi katalisator yang penting bagi pertumbuhan perekonomian secara global.

Meningkatnyakonsumsi media dan hiburan ini sejalan dengan meningkatnya pasar industri media dan hiburan halal. Data yang dilansir oleh Dinard Standard melalui sharianews.com, pada tahun 2019 pasar industri media dan hiburan halal dunia diprediksi mencapai US$ 232 miliar, melewati capaian pada tahun 2017 atau 2018 yang hanya memperoleh kurang lebih USD 209 dan 220 miliar.,

Namun, faktanya Indonesia belum mampu memaksimalkan potensi industri dan media halal ini. Media dan hiburan di Indonesia saat ini masih dipenuhi oleh konten-konten yang berbau negatif, seperti hoax, hate speech, SARA, bahkan konten yang berbau zina. Hanya sedikit konten berisi moral yang ditampilkan dalam media dan hiburan di Indonesia. Tentu, hal ini harus menjadi perhatian kita bersama. Mengingat media dan hiburan halal merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan halal lifestyle.

Media dan hiburan dalam islam sebenarnya boleh-boleh saja. Selama media dan hiburan tersebut tidak membuat manusia melakukan maksiat dan melupakan Allah. Apabila manusia mengonsumsi media dan hiburan dengan niat bermaksiat, maka mereka akan memperoleh dosa. Akan tetapi, apabila mereka mengonsumsi kedua objek tersebut dengan niat menghibur hati agar dapat terus berbakti kepada Allah, maka mereka termasuk manusia yang taat. sebab, sejatinya setiap perbuatan manusia dinilai bergantung pada niatnya. Dalam H.R. Bukhari, no. 1 dan H.R Muslim, no. 1907 tertulis yang artinya:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”
Jika ditelisik lebih lanjut media dan hiburan halal bahkan dapat menjadi ajang bagi umat muslim untuk meningkatkan keimanan melalui konten-konten yang berbau islami.  Media dan hiburan halal harus memberikan moral kepada penikmatnya di tengah semakin maraknya demoralisasi. Dapat dianalogikan seperti mata air yang menyegarkan di tengah panasnya gurun pasir. Tentu, konten yang ditampilkan juga harus berisi konten yang ringan sehingga dapat dimengerti dan meningkatkan perhatian banyak orang. Selain itu, media dan hiburan halal juga dapat dijadikan sebagai upaya untuk menunjukkan citra baik agama Islam dan umat muslim. Kita ketahui bersama bahwa saat ini banyak sekali persepsi buruk tentang agama Islam dan umat muslim. Persepsi ini dapat kita minimalisasi dengan memberikan narasi yang baik tentang Islam dan umat muslim melalui media dan hiburan halal ini sehingga Islam dan umat muslim bisa mendapatkan citra yang baik bagi orang sekitar.

Melihat potensi dan manfaat yang sangat besar bagi gaya hidup dan perekonomian, sudah selayaknya pemerintah Indonesia tidak memandang sebelah mata media dan hiburan halal. Pemerintah Indonesia harus dapat menyajikan konten-konten yang positif di dalam industri media dan hiburan. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan penanaman nilai moral bagi masyarakat. Di sisi lain, kita sebagai umat muslim juga harus selektif dalam mengonsumsi media dan hiburan yang terdapat di berbagai tempat. Jangan sampai media dan hiburan tersebut menjadi satu-satunya tujuan hidup kita sehingga melupakan Allah. Justru sebaliknya, media dan hiburan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. Maka dari itu, sebaiknya kita juga memberikan perhatian lebih untuk mengonsumsi media dan hiburan halal agar kita dapat menjalani halal lifestyle dengan baik sehingga hidup yang kita jalani dipenuhi keberkahan.

DAFTAR PUSTAKA
PricewaterhouseCoopers. (n.d.). Global Entertainment & Media Outlook 2019–2023 – Getting personal: Putting the me in entertainment and media. PwC. Retrieved April 26, 2020, from https://www.pwc.com/gx/en/industries/tmt/media/outlook.html
Sharianews.com. (n.d.). Industri Media dan Hiburan Halal Global di 2019. Sharia News. Retrieved April 26, 2020, from industri-media-dan-hiburan-halal-global-di-2019

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top