KAJIAN KONTEMPORER

Social Safety Net for Aspiring Middleclass Income in The Pandemic Era : An Islamic Perspective

Selasa, 30 Juni 2020

  1. Materi oleh Pak Rimawan

“Sambatan Jogja (SONJO)”
Merupakan gerakan kemanusiaan yang diinisiasi untuk membantu dalam meminimalisir dampak Covid 19 di Indonesia. 

Pandemi Covid 19 membuat aktivitas ekonomi turun drastis, di didi lain, kebutuhn kapital meningkat akibat pandemi ini, maka yang terjadi adalah adanya kelangkaan modal. Kelangkaan modal dan covid 19 sedikit banyak akan mendorong adanya perubahan norma, mengingat kita tidak mengetahui sampai kapan pandemi akan terjadi, sehingga, mau tidak mau, norma baru harus dilakukan. Contoh perubahan norma lama ke norma baru adalah adanya kelangkaan sumber daya, dan adanya sense of crisis, yaitu ketika masyarakat mulai mengalami krisis di masa pandemi ini. 

Virus Covid 19 merupakan musuh yang harus dilawan, tetapi kita tidak mengetahui wujudnya, oleh karena itu kita seolah-olah sedang bermain infinitely repeatedly game, dimana bukan masalah menang atau kalah, tetapi dapat survive melalui pandemi ini. Salah satu caranya adalah dengan memobilisasi sumber daya. Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat untuk bekerja sama menangani dan membantu masyarakat. Inovasi yang dilakukan untuk memobilisasi sumber daya adalah dengan membentuk SONJO “Sambatan Jogja.” 

SONJO dibangun dengan dasar filosofi sambatan yang berarti bentuk gotong-royong yang subur di daerah pedesaan, seperti gotong royong membangun rumah warga dan bergiliran. Sonjo terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran, namun terkendala informasi dan keterbatasan kemampuan manusia. SONJO dilakukan dalam bentuk WAG agar dapat saling berinteraksi secara daring dengan adanya penyuplai dan orang yang membutuhkan. Hal ini untuk meminimalisir tumpang tindih penyaluran bantuan, menciptakan masalah-masalah yang ada di lapangan secara cepat, dan menciptakan pasar virtual untuk pangan dan bantuan sembako dan alkes. Fokusnya adalah membantu masyarakat rentan dan beresiko. Masyarakat rentan seperti kalangan menengah ke bawah, dan masyarakat beresiko seperti para tenaga medis. 

Pemilihan media SONJO dilakukan melalui WAG karena masyarakat sangat populer terhadap WAG, sehingga pergerakannya lebih cepat dilakukan. Menggerakkan Sambatan dilakukan melalui kepercayaan yang diperoleh dari transparansi, menghindari konflik kepentingan, dan penyalahgunaan wewenang (abuse of power). Dalam SONJO, terdapat komite kepatuhan karena untuk  memastikan prosedur didalamnya dilakukan dengan benar dan sesuai, serta memitigasi resiko. 

SONJO berproses melalui halhal kecil yang terjadi di setiap harinya, yang kemudian dterakumulasi menjadi hal besar.  Seperti adanya transaksi yang terselesaikan sedikit demi sedikit namun konsisten setiap hari. Fokus SONJO terletak pada hasil atau outcome nya, dampak dari adanya SONJO dapat berupa jawaban atas pertanyaan “Berapa jiwa terselamatkan?”, “Berapa tenaga medis terselamatkan?”, dan “ Berapa tenaga informal melakukan physical distancing?”.

Saat ini, SONJO memiliki 9 WAG yang masing-masing mengelola beberapa sektor seperti SONJO Pangan, SONJO Inovasi, SONJO Legawa, SONJO Media, SONJO Pendidikan, SONJO Pembelajaran, dan SONJO Database. SONJO juga memiliki database, media sosial, webs, dan apps. Selain itu, terdapat SONJO-HQ yang mempertemukan semua elemen masyarakat DIY yang mendiskusikan kebijakan umum, dan terdapat SONJO Angkringan yang mengangkat isu-isu berkembang secara daring setiap Minggu dengan menampilkan pembicara di bidangnya.

  1. Materi oleh Pak Hilman Latief

    Dampak adanya pandemi ini berupa multiplier, dimana suatu daerah dan sebuah sektor akan mempengaruhi wilayah dan sektor lain. Salah satu kalangan yang terdampak adalah aspiring middle class, yang merupakan mereka yang tidak miskin, namun belum merasa aman untuk dalam keadaan ekonominya. Kalangan ini sangat bergantung pada pemerintah. Dikutip dalam sebuah artikel yang memuat pertanyaan ‘pekerja mana yang paling berdampak terhadap covid 19?’ maka hasilnya adalah pekerja retail. Apabila ditarik ke Indonesia, mereka adalah masyarakat yang berprofesi tidak tetap, seperti guru honorer, dan pekerja informal. 

    Social Safety Net ; menjaga agar masyarakat dapat bertahan melalui gerakan sosial. Dapat berbentuk seperti pemberian cash, bentuk transfers, social pensions, bantuan sekolah, dan lainnya yang bertujuan untuk membantu kalangan miskin dan rentan. Beberapa lembaga filantrofi seperti Lazismu, dan lembaga lain memusatkan untuk menangani covid 19 ini bersama-sama. Selain itu adanya pengumpulan zakat untuk fokus pada dampak pandemi saat ini. Bentuk lain social safety net yang telah dilakukan adalah pemberian bantuan berupa uang, sembako, dan APD untuk menjaga agar kalangan aspiring middle class tidak jatuh ke kalangan miskin.

  1. Sesi Tanya Jawab

1) Apakah lebih baik didirikan bentuk lembaga dilantrofi yang banyak atau hanya beberapa namun bentuknya besar? 

Jawaban : Lembaga Filantrofi merupakan representasi dari pandangan aktivitas masyarakat yang beragam, sehingga akan bermacam-macam bentuknya. Adanya berbagai macam bentuk lembaga filantrofi dapat menjadi alternatif untuk melakukan kegiatan sosial sesuai dengan preferensinya masing-masing.

2) Pendataan masyarakat bagaimana caranya agar dapat dilakukan dengan akurat? Apakah misalnya dengan cara single identity number?

Jawaban : Di lapangan, single identity number belum terpenuhi. Pada awalnya, SONJO kemudian melakukan komunikasi agar alokasi yang tidak merata dapat dihindari. Sehingga, bantuan dapat diberikan secara merata. Diperlukan komitmen pemerintah untuk memperbaiki database ini, pun dengan eksekusi yang harus baik. Usulnya dapat menggandeng KPK agar proses yang terjadi saat pendataan single identity number dapat diawasi secara optimal. Kedepannya akan mempermudah masyarakat itu sendiri.

3) Bagaimana mengontrol bahasan di dalam grup WA agar berjalan sebagaimana yang diinginkan? Apakah komite kepatuhan pernah menemukan kasus kecurangan?

Jawaban : dalam SONJO terdapat aturan dimana fokus pada misi kelompok rentan dan beresiko dengan larangan juga membahas politik. Adapun komite kepatuhan mengawal setiap hal yang masuk di grup, sehingga apabila erdapat indikasi yang tidak sesuai dapat langsung diatasi. Oleh karena itu, sampai saat ini belum ada kasus yang terjadi.

4) Apakah terdapat terobosan lembaga ZIS untuk mengatasi pandemi ini?

Jawaban : Lembaga filantrofi yang menaungi adalah perusahaan-perusahaan tertentu untuk mendistribusikan bantuan, terlebih dahulu harus memastikan kredibilitas lembaga filantrofi tersebut. saat ini, banyak perusahaan yang mempercayakan dananya untuk diberikan ke pihak tertentu, kemudian dilakukan audit atas dana yang dikelola tersebut. Melalui kepercayaan perusahaan untuk menitipkan dana sosialnya ke lazismu, dapat dilakukan banyak program sosial seperti mambantu petani, dan peternak.

5) Bagaimana branding dari lembaga filantrofi ini?

Jawaban : Lembaga LAZISMU sudah bermitra dengan yayasan kitabisa.com melalui penggalangan digital yang ternyata banyak dilakukan oleh kalangan milenial. Selain itu juga melakukan partnership dengan berbagai macam platform digital, bukian lagi kompetisi antar lembaga filantrofi.

6) Instrumen untuk membantu kalangan kelas menengah ke bawah?

Jawaban : Program nasional yaitu berfokus membantu UMKM dengan stimulasi bisnis pada kalangan aspiring middle class. Beberapa program lain yaitu subsidi beasiswa kepada siswa-siswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top